KELOMPOK 10
MATERI 11-12
KOMUNIKASI LISAN DAN NEGOSIASI
DISUSUN OLEH :
Dewi Faradillah (12214872)
Novia Uli Gurning (1D214234)
Putri Wahyuni (18214631)
Ayu Raditha (11214886)
Kelas : 4EA45
MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS#
Dosen : Ibu Tantyo Setyowati
FAKULTAS
EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2017
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk
ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi
lebih baik lagi.
Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
WassalamualaikumWr. Wb.
Bekasi, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN ..................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3
Tujuan Masalah................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Komunikasi....................................................................... 3
2.1.1 Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli............................ 4
2.1.2 Bentuk Dasar Komunikasi...................................................... 5
2.1.3 Proses Komunikasi Bisnis....................................................... 6
2.1.4 Masalah Dalam Proses Komunikasi........................................ 6
2.1.5 Membangun Komunikasi Yang Baik..................................... 7
2.2
Komunikasi
Lisan Dalam Rapat......................................................... 7
2.3
Komunikasi
Lisan Dalam Wawancara................................................ 8
2.4
Komunikasi
Lisan Dalam Bernegosiasi.............................................. 10
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan......................................................................................... 12
3.2
Saran................................................................................................... 13
REFERENSI ................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Istilah komunikasi
berasal dari bahasa inggris yaitu communication, sedangkan dari bahasa latin
adalah comunicatus yang mempunyai arti berbagai atau menjadi milik bersama.
Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan
aktivitas komunikasi tersebut. Ilmu komunikasi adalah ilmu
pengethuan sosial yang bersifat multidisipliner,
olehnya itu tidak bias menghindari perspektif
dari beberapa ahli yang tertarik pada
kajian tentang komunikasi. Komunikasi secara umum
adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan, pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri seseorang dan
atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.
Pesan adalah
produk utama komunikasi. Pesan berupa lambang yang
menjalankan ide/gagasan, sikap, perasaan, praktik atau
tindakan. Bisa berbentuk kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka,
benda, gerak-gerik atau tingkah laku dan berbagai
bentuk tanda-tanda lainnya.
Negosiasi merupakan
proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari
pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan yang ber-beda satu
sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi
lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar
pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang
berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola
perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya
negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kuka
negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar
belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian
berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok permasalahannya dalam makalah
ini adalah :
1.
Apakah yang dimaksud dengan
Komunikasi ?
2.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan
dalam Rapat ?
3.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan
dalam Wawancara ?
4.
Bagaimana cara Komunikasi Lisan
dalam Bernegosiasi ?
1.3
Tujuan Masalah
Adapun
tujuan masalah yang dilakukan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui dan memahami
yang dimaksud dengan Komunikasi.
2.
Untuk memahami cara Komunikasi
Lisan dalam Rapat.
3.
Untuk memahami cara Komunikasi
Lisan dalam Wawancara.
4.
Untuk memahami cara Komunikasi
Lisan dalam Bernegosiasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah
sebuah cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau ransangan yang
terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana
satu sama lain memiliki peran dalam membuat peran, mengubah isi dan makna,
merespon pesan atau rangsan tersebut. Didalam komunikasi tersebut terdapat
komunikator dan komunikan, komunikator ialah suatu kelompok ataupun seseorang
yang menyampikan gagasan, perasaan, atau pemikirannya kepada orang
lain.sedangkan arti komunikan ialah pihak yang menjadi target atau sasaran dari
suatau pesan yang dikiramkan oleh komunikator (Effendy : 2000).
Komunikasi yang baik
adalah komunikasi yang efektif dan tepat sasaran agar terjalin komunikasi yang
efektif antara komunikator dan komunikan, berikut adalah hal-hal yang perlu
diperhatikan :
a. Komunikasi efektif
Diawali
dengan penetapan kode (encoding) atau simbol agar pesan dapat diterima serta
dipahami dengan baik oleh komunikan.
Decoding adala suau kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan yang diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting memahami komunikan guna menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
Decoding adala suau kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan yang diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting memahami komunikan guna menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
b. Konteks komunikasi
Ruang,
tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi termasuk disini level
komunikasi baik itu komunikasi pribadi, kelompok, organisasi, maupun massa.
Bahasa
Tubuh meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata maupun ekspresi
wajah. Bahasa tubuh yang sesuai dapat meningkatkan pemahaman. Gangguan atau
hambatan (emosi). Jika komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan
efektif akan berpengaruh negatif. Begitupun komunikan dalam keadaaan kecewa.
Pikiran terbuka. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menunjukan empati dan dengan berusaha memahami sistuasi atau masalah perspektif orang lain. Jangan terburu menilai atau mengkritik orang lain.
Pikiran terbuka. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menunjukan empati dan dengan berusaha memahami sistuasi atau masalah perspektif orang lain. Jangan terburu menilai atau mengkritik orang lain.
Menjadi
pendengar yang baik atau aktif akan membantu kita memahami pemikiran dan
perasaan orang lain. Pastikan kita memahami ucapan orang lain dengan melakukan
konfirmasi. Maksudnya, kita bisa mengulang apa yang diucapkan orang lain
sekaligus klarifikasi.
2.1.1
Pengertian Komunikasi Menurut para ahli
a.
Komunikasi menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid merupakan
suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran
informasi satu dengan yang lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling
pengertian yang mendalam.
b.
Komunikasi menurut Shannon & Weaver merupakan bentuk
interaksi manusia yang saling pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik
itu secara disengaja ataupun tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk
komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.
c.
Komunikasi menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner
merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya,
dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan
sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan
komunikasi.
d.
Komunikasi menurut James A.F.Stoner
merupakan proses dimana seseorang yang sedang berusaha memberikan pengertian
dengan cara pemindahan pesan.
2.1.2
Bentuk Dasar Komunikasi
Pada
dasarnya terdapat dua bentuk komunikasi :
a.
Komunikasi verbal
Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi
yang lazim digunakan dalam dunia bisnis. Untuk
menyampaikan pesan bisnis kepada pihak lain secara tertulis maupun lisan. Sifat
komunikasi verbal ini adalah memuliki struktur yang teratur dan terorganisasi
yang baik, sehingga tujuan penyampaian pesan utamanya pesan bisnis dapat
tercapai. Misalnya saja :
§
Membuat dan mengirim surat
pengantar barang
§
Membuat dan mengirim surat
teguran atau peringatan
§
Membuat surat permintaan barang
§
Surat pemesanan barang
§
Surat penawaran barang
Komunikasi
bisnis yang efektif sangat bergantung pada
ketrampilan sesorang dalam mengirim atau menerima
pesan. Secara umum untuk menyampaikan pesan-pesan
bisnis sesorang dapat menggunakan tulisan maupun lisan, sedangkan
untuk menerima pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan
bacaan.
b.
Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal
adalah komunikasi yang dilakukan manusia bukan dengan menggunakan kata-kata,
melainkan dengan menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body
language). Misalkan saja :
§
Menggertakan gigi sebagai tanda
sedang marah
§
Mengerutkan dahi sebagai tanda
sedang berpikir keras
§
Gambar pria dan wanita yang
dipasang dipintu toilet
§
Menganggukan kepala sebagai
tanda mengiyakan atau mengerti
2.1.3
Proses Komunikasi Bisnis
Bovee
dan Thill dalam buku bussines Comunication Today mengemukakan proses komunikasi
terdiri atas :
a.
Pengirim mempunyai suatu idea
tau gagasan
b.
Pengirim mengubah ide menjadi
gagasan
c.
Pengirim menyampaikan pesan
d.
Penerima menerima pesan
e.
Penerima menafsirkan pesan
f.
Penerima memberikan tanggapan
dan mengirim umpan balik
2.1.4
Masalah Dalam Proses Komunikasi
Faktor-faktor
penghambat dalam proses komunikasi dapat dikelompokkan dalam empat kelompok :
a.
Masalah dalam mengembangkan
pesan
Sumber
masalah pentimng dalam mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan pesan,
antaranya adalah munculya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa
dengan situasi yang ada atau masih asing dalam audance, adanya pertentangan
emosional, sulit mengekspresikan idea tau gagasan.
b.
Masalah dalam menyampaikan pesan
Masalah
yang paling jelas disini adalah factor fisik. Misalnya saja terdapat sambungan
kabel yang kurang baik pada sound sistym, dll. Atau
biasanya juga terjadi apabila dua pesan
yang disampaikan memiliki pemahaman yang saling berlawanan atau
bermakna ganda.
c.
Masalah dalam menerima pesan
Masalah
yang muncul dalam menerima pesan antara
lain adanya persaingan antara penglihatan dengan
suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, bising, dll.
d.
Masalah dalam menafsirkan pesan
Perbedaan
penafsiran terjadi dilatarbelakangi oleh :
§
Perbedaan latar belakang
§
Perbedaan penafsiran kata
§
Perbedaan reaksi emosional
2.1.5
Membangun Komunikasi Yang Baik
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa
persyaratan antara lain :
a.
Kesamaan persepsi
b.
Ketepatan (sasaran
audience/penerima)
c.
Kredibilitas (menyangkut
karakteristik penerima pesan)
d.
Pengendalian (ketika ada reaksi
dari penerima pesan)
e.
Keharmonisan (hubungan yang
baik dengan penerima pesan)
Komunikasi
yang efektif dapat mengatasi berbagai
permasalahan/ hambatan yang dihadapai dalam komunikasi.
Olehnya itu perlu memperhatikan :
a.
Membuat sustu pesan secara
hati-hati
b.
Meminimalkan gangguan dalam
proses komunikasi
c.
Mempermudah upaya umpan balik
antara pengirim dan penerima.
2.2
Komunikasi Lisan dalam Rapat
Dalam sebuah bisnis,
pertemuan merupakan hal penting. Karena dengan pertemuan itu kita bisa
mendapatkan gagasan, ide, pendapat dan saran yang dapat dijadikan bahan dasar
untuk menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan
pengawasan. Dalam sebuah rapat komunikasi sangatlah berperan penting demi
kelancaran mufakat. Berikut kriteria musyawarah untuk mufakat :
a.
Mampu berkomunikasi secara
jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
b.
Mampu berperan sebagai
komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
c.
Mampu berperan sebagai
komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
d.
Mampu berperan sebagai
penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
e.
Mampu mengendalikan diri, dan
menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.
2.3
Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada
dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak
yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pidak lain dominan menjawab,
menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber). Wawancara sangat penting
dalam penelitian kualitatif, karena wawancara merupakan sarana atau teknik
pengumpulan data/informasi. Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu
membutuhkan wawancara dengan sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku,
pengamat, korban dan sebagainya. Wawancara adalah salah satu teknik meliput,
selain terjun langsung kelapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi
literatur atau studi kepustakaan.
a.
Etika dalam wawancara di
antaranya adalah :
1)
Sebutkan / perkenalkan
identitas diri.
2)
Jelaskan tujuan wawancara.
3)
Datang tepat waktu, konfirmasi
bila terlambat.
4)
Menghormati permintaan
responden, buat secara tertulis.
b.
Sikap dalam wawancara yang
perlu diperhatikan :
1)
Fokus pada lawan bicara.
2)
Fokus pada pembicaraan.
3)
Tidak boleh memotong
pembicaraan.
4)
Gunakan volume suara yang baik
(berbicara tidak terlalu keras).
5)
Sabar.
6)
Lakukan verifikasi jika ada
kekurangan.
7)
Jangan menyakiti hati
responden.
8)
Hindari kata-kata kasar
(kotor).
9)
Bersikap ramah.
10)
Hindari sikap rakus.
11)
Hindari tatapan yang
menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
12)
Ucapkan terima kasih.
c.
Tujuan Wawancara
1)
Mendapatkan informasi langsung dari responden yang mengerjakan,
menyaksikan, memahami atau mengetahui tentang sesuatu.
2)
Mengetahui atau mendapatkan keyakinan tentang kepastian kebenaran sumber
informasi, dengan mengamati gerak tubuh atau suara responden.
3)
Mendapatkan suasana tentang suatu kondisi melalui wawancara langsung
dilapangan.
d.
Teknik Wawancara
1)
Wawancara Tebuka, menggunakan pertanyaan-pertanyaan tradisional, seperti
“mengapa anda ingin melakukan hal itu”, dan apa kelebihan dan kekurangan anda”.
2)
Wawancara tertutup, menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang
sedemikian rupa untuk mendapatkan data dan informasi tertentu.
3)
Wawancara behavioral, dimaksudkan untuk mengetahui respon responden
terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat
bagaimana responden memandang suatu tantangan / permasalahan dan menentukan
solusinya.
2.4
Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk
merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian
yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai
kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan
sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain.
Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya,
maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah),
senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam
hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta
kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari
pihak yang melakukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian
untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing,
serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi
bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni :
a.
Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan
kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
b.
Planning/rencana, sebelum bernegosiasi susunlah dalam garis besar pesan
yang hendak disampaikan.
c.
Penyampaian, lakukan negosiasi pesan dalam bahasa lawan(si penerima).
Usahakan Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata.dan juga hindari timbulnya makna ganda
terhadap kata yang disampaikan.
d.
Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Amati
isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir,
mengaggguk setuju. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara.
e.
Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan bernegosiasi sudah tercapai.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti
pula hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan .
Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan antara pemberi dan penerima
pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka
gunakan strategi menang-menang (win-win solution). yang Artinya ada
sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga
akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah
pihak dapat tercapai.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
a.
Komunikasi adalah upaya yang
bertujuan untuk mencari kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka
pemahaman yang sama terhadap pesan yang saling
dipertukarkan adalah tujuan yang diinginkan oleh keduanya.
b.
Komunikasi tersebut
adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan, dan pengolahan pesan. Setiap pelaku
komunikasi dengan demikian akan melakukan empat
tindakan yaitu : membentuk, menyampaikan, menerima dan
mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.
c.
Proses komunikasi meliputi :
1)
Pengirim mempunyai suatu idea
tau gagasan
2)
Pengirim mengubah ide menjadi
gagasan
3)
Pengirim menyampaikan pesan
4)
Penerima menerima pesan
5)
Penerima menafsirkan pesan
6)
Penerima memberikan tanggapan
dan mengirim umpan balik
d.
Negosiasi adalah sebuah
transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi mempunyai hak atas
hasil akhir. (oliver).
e.
Tujuan negosiasi adalah antara
lain :
1)
Untuk menemukan suatu kesepakatan
kedua belah pihak.
2)
Untuk memenuhi harapan/keinginan
kedua belah piha
3)
Untuk mendapatkan sebuah
keuntungan atau menghidari kerugian, atau memecahkan problem lain
3.2
Saran
Komunikasi diartikan
sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi
tersebut. Ilmu komunikasi adalah ilmu pengethuan sosial
yang bersifat multidisipliner, olehnya itu
tidak bias menghindari perspektif dari beberapa
ahli yang tertarik pada kajian tentang
komunikasi. Komunikasi secara umum adalah suatu
proses pembentukan, penyampaian, penerimaan, pengelolaan pesan
yang terjadi dalam diri seseorang dan atau diantara dua atau lebih
dengan tujuan tertentu.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar