Kamis, 16 November 2017

ETIKA KOMUNIKASI DALAM BISNIS

Nama     : Putri Wahyuni
NPM      : 18214631
Kelas      : 4EA45

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Komunikasi merupakan elemen terpenting yang diberikan tuhan kepada manusia, karena dengan komunikasi kita menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia. Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia. Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan.
Jika digabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan keduanya ini. Namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini? Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis. Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.
Biasanya komunikasi bisnis memiliki aturan yang ketat, keras, formal, terstatndar dan tanpa toleransi. Dalam lingkungan bisnis ada aneka sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para pengusaha untuk berkomunikasi dengan konsumen. Sarana-sarana komunikasi perdagangan yang tersedia antara lain dalam wujud pengirimin surat, pengiriman kawat, percakapan telepon, kunjungan pribadi dll.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan bahwa :
1.    Apa pengertian dari etika komunikasi dalam bisnis ?
2.    Apa prinsip etika komunikasi ?
3.    Bagaimana cara berkomunikasi dengan pelanggan ?
4.    Apa faktor – faktor penyebab penyimpangan ?
5.    Contoh kasus Etika Komunikasi dalam Bisnis

C.  Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang dilakukan ini adalah :
1.    Untuk memahami yang dimaksud dengan Etika Komunikasi Dalam Bisnis.
2.    Untuk memahami prinsip dalam etika komunikasi.
3.    Untuk memahami cara berkomunikasi dengan pelanggan.
4.    Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab penyimpangan.
5.    Untuk mengetahui contoh dari etika komunikasi bisnis.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  ETIKA KOMUNIKASI DALAM BISNIS
1.    Pengertian Etika Komunikasi Bisnis
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani ‘ethos’ yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu Studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan)  manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma agama, norma moral dan norma sopan santun.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Menurut Maryani & Ludigdo (2001) “Etika adalah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi”.
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggrisbusiness, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan. Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan. Kata “bisnis” sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya — penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar tertentu, misalnya “bisnis pertelevisian. ”Penggunaan yang paling luas merujuk pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.
Meskipun demikian, definisi “bisnis” yang tepat masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Menurut Mahmud Machfoedz “Bisnis adalah usaha perdagangan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang terorganisasi untuk mendapatkan laba dengan memproduksi dan menjual barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Allan Afuah (2004) “Bisnis merupakan kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industry yang menyediakan barang dana jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standard serta kualitas hidup mereka. Menurut Musselman dan Jackson “Bisnis merupakan suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan keinginan ekonomis masyarakat dan perusahaan diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas tersebut.
Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional.
2.    Tujuan Etika Bisnis
Pada dasarnya sebuah etika bisnis ini dibuat karena memiliki maksud dan tujuan tertentu dalam dunia bisnis. Adapun tujuan etika bisnis adalah untuk menjalankan dan menciptakan sebuah bisnis seadil mungkin serta menyesuaikan hukum yang sudah dibuat. Selain itu, juga dimaksudkan untuk menghilangkan ketergantungan pada sebuah kedudukan individu maupun perusahaan. Etika bisnis ini tingkatannya lebih luas jika dibanding dengan ketentuan yang sudah diatur berdasarkan hukum yang berlaku, bahkan jika dibandingkan dengan standar minimal dari ketentuan hukum maka etika bisnis menjadi standar atau ukuran yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, dalam kegiatan berbisnis tidak jarang kita jumpai adanya bagian abu-abu dan tidak diatur berdasarkan ketentuan hukum.
3.    Fungsi Etika Bisnis
Dalam penerapan etika bisnis ini tentu akan adalah nilai plus atau keuntungan tersendiri bagi sebuah perusahaan, baik dalam jangka waktu yang panjang maupun menengah. Adapun fungsi etika bisnis diantaranya adalah dapat mengurangi dana yang diakibatkan dari pencegahan yang kemungkinan terjadinya friksi atau perpecahan, baik dari intern perusahaan itu sendiri maupun ekstern. Selain itu, dalam penerapan etika bisnis ini juga berfungsi untuk membangkitkan motivasi pekerja agar terus meningkat, melindungi prinsip dalam kebebasan berdagang atau berniaga, serta dapat meciptakan keunggulan dalam bersaing.
Secara umum, suatu tindakan perusahaan yang kurang etis akan membuat konsumen menjadi terpancing dan pada akhirnya muncullah sebuah tindakan pembalasan. Seperti contoh adanya larang beredarnya suatu produk, gerakan pemboikotan, dan yang sejenisnya, maka yang terjadi adalah penurunan nilai jual dan juga perusahaan. Hal ini tentu berbeda dengan suatu perusahaan yang menghargai adanya etika bisnis, pasti akan mendapatkan peringkat kepuasan yang lebih tinggi.

B.  PRINSIP ETIKA KOMUNIKASI
Prinsip – prinsip ekonomi dibagi menjadi beberapa, yaitu :
1.    Kejujuran ketika berkomunikasi dan bersikap
Kejujuran merupakan poin penting dalam menjalankan usaha sekaligus membangun kepercayaan. Dalam berbisnis, Anda wajin bersikap jujur dalam segala hal. mulai dari memberikan informasi dan menganalisa kekuarangan perusahaan.
2.    Integritas
Seseorang yang mempimpin perusahaan mendapatkan keparcayaan dari oran lain karena mempunyai integritas. Integritas dapat diartikan sebagai konsistensi antara pemikiran, perkataan, dan perbuatan.
3.    Memenuhi janji serta komitmen yang dibuat
Seorang pebisnis dapat dipercaya karena mampu memenuhi semua janji serta komitmennya yang pernah dibuat. Dalam berbisnis Anda tidak boleh asal membuat janji, tetapi saat diucapkan Anda dapat langsung memenuhinya dengan baik.
4.    Loyalitas
Loyalitas merupakan hal yang penting dalam berbisnis. Hal ini agar bisnis yang dijalani dapat berjalan dengan baik tanpa adanya konflik. Keloyalan dapat ditunjukan dengan bekerja keras sesuai dengan visi misi perusahaan serta mampu membedakan urusan kantor dengan masalah pribadi. Loyalitas juga dapat terlihat dari keseriusan mengembangkan bisnis yang dijalani.

C.  ETIKA BERKOMUNIKASI DENGAN PELANGGAN
Institut Josephson mengatakan, Etiket pelayanan Publik yang harus dijalankan dalam berkomunikasi pelayanan terhadap pelanggan/masyarakat, sebagai berikut :
1.        Jujur, yaitu dapat dipercaya, sungguh – sunguh, terus terang, ramah, tulus, tidak meinipu, tidak mencuri, tidak berbohong, tidak curang, dan tidak berbelit – belit.
2.        Integritas, yaitu mempunyai prinsip, terhormat, jujur, yakin brtindak dan berjuang untuk keyakinan. 
3.        Memegang Janji, yaitu memenuhi janji, memetuhi jiwa perjanjian, dan tidak akan menafsirkan perjanjian dengan yang tidak masuk akal.
4.        Setia, yaitu Setia dan loyal kepada orang atau intansi dengan cara berteman, mendukung, dan taat dalam pada kewajiban. 
5.        Adil, yaitu komitmen kepada keadilan memperlakukan orang dengan dengan sama, bertoleransi, menerima perbedaan, berpikiran terbuka, dan mau mengakui kesalahan.
6.        Perhatian, yaitu memperhatikan orang lain, memberikan kebaikan dalam pelayanan, sifat membantu, tidak menyakiti orang lain. 
7.        Hormat, yaitu menghormati martabat manusia, sopan santun, bersedia memberikan informasi kepada orang lain untuk mengambil keputusan yang tepat 
8.        Keunggulan, yaitu memperhatikan kualitas pekerjaan, rajin, dapat diandalkan dan bertanggung jawab serta siap melaksanakan pekerjaan 
9.        Akuntabilitas, yaitu bertanggung jawab atas keputusan, konsekuensi, pasti serta memberi contoh kepada oarang lain. 
10.    Menjaga kepercayaan publik, yaitu dapat memberi contoh, menjaga dan meningkatkan integritas dan reputasi, mencegah perilaku orang lain yang tidak layak.

D.  FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN KOMUNIKASI
Etika komunikasi dalam berbisnis mencakup tatanan nilai moral dan standar – standar perilaku yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah. Akan tetapi, menentukan apa yang etis atau pantas bukanlah hal yang selalu mudah dilakukan bagi perusahaan sebagai perilaku bisnis. Jika bersikap kurang etis dapat merusak reputasi perusahaan, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menjalankan kode etik secara wajar dan konsisten.
Kode etik adalah pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan prinsip – prinsip etik yang diharapkan perusahaan dari karyawan. Etika bisnis tidak terbatas hanya mengetengahkan kaidah – kaidah berbisnis yang baik (standar moral)dalam pengertian transaksi jual beli produk saja. Etika juga menyangkut kaidah yang terkait dengan hubungan manajemen dan karyawan. Yang paling nyata terlihat adalah terjadinya konflik atasan dan bawahan. Hal ini timbul antara lain akibat ketidakadilan dalam penilaian kinerja, manajemen karir, manajemen kompensasi, dan sistem pengawasan dan pengembangan SDM yang di diskriminatif.
Semakin diskriminatif perlakuan manajemen terhadap karyawannya semakin jauh perusahaan menerapkan etika bisnis yang sebenarnya. Pada gilirannya akan mengganggu proses dan kinerja bisnis perusahaan. Namun dalam prakteknya pembatasan sesuatu keputusan manajemen itu etis atau tidak selalu menjadi konflik baru. Hal ini karena lemahnya pemahaman tentang apa itu yang disebut etika bisnis, masalah etika, dan lingkup serta pendekatan pemecahannya. Wujud dari masalah etika bisnis dapat dicirikan oleh adanya faktor – faktor :
a)    Berkaitan dengan hati nurani, standar moral, atau nilai terdalam dari manusia
b)   Karena masalahnya rumit, maka cenderung akan timbul perbedaan persepsi tentang sesuatu yang buruk atau tidak buruk, membahagiakan atau menjengkelkan
c)    Mengahadapi pilihan yang serba salah, contoh kandungan formalin dalam produk makanan, pilihannya kalau mau dapat untung maka biarkan saja tetapi harus siap dengan citra buruk atau menarik produk dari pasar namun bakal merugi
d)   Kemajemukan factor – factor yang harus dipertimbangkan, misalnya apakah perusahaan perlu menggunakan teknologi padat modal namun dilakukan PHK atau padat karya tetapi proses produknya akan kurang efisien
Berdasarkan pengamatan kita sehari – hari terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya penyimpangan dan pelanggaran dalam perdagangan sebagai berikut :
a)    Pedagang karang mengenal psikologi membeli / konsumen, unit, usahanya kecil, bahkan mungkin harus membeli barang dagangannya dengan utang, biaya tinggi
b)   Pedagang kurang mengenal atau kurang menaati tuntunan agamanya, sehingga tidak mampu bersaing dengan unit usaha yang lebih besar
c)    Rendahnya pendidikan dan pengetahuan pedagang dan konsumen
d)   Budaya dan perilaku kasar
e)    Rendahnya tingkat pengawasan dan tidak tegaknya aturan hokum yang salah satunya disebabkan oleh rendahnya tingkat pengawasan dari pihak yang berwenang
f)    Persaingan pasar

E.  CONTOH KASUS
Etika komunikasi mencakup tatanan nilai moral dan standar standar perilaku yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah akan tetapi, menentukan apa yang etis atau pantas atau tidak bukanlah hal yang selalu mudah dilakukan bagi perusahaan sebagai perilaku bisnnis, jika bersikap kurang etis dapat merusak reputasi perusahaan, oleh karena itu penting bagi perusahaan untuk menjalankan kode etik secara wajar dan konsisten. Kode etik adalah pernyataan tertulis mengenai standar perilaku dan prinsip-prinsip etis yang diharapkan perusahaan dari karyawan.
Etika komunikasi dalam organisasi melibatkan banyak elemen yang sangat komplek termasuk masyarakat. Kompleksitas ini bukanlah hal yang bertentangan. Sebuah organisasi terdiri dari individu- yang berkarakter berbeda-beda. Kejujuran dalam etika berorganisasi dapat membangun kepercayaan sesama anggota, termasuk tidak saling menyakiti dan keadilan. Sebuah kepercayaan seperti dijelaskan dalam komunikasi antarpesona bahwa kepercayaan diantara partisipan komunikasi adalah pada tingkat terendah. Sikap keterbukaan terhadap perubahan terutama perubahan positif, tanpa kekerasan, dan empati merupakan perilaku etis yang dapat menentukan keberhasilan organisasi. Etika komunikasi dalam menjaga reputasi perusahaan merupakan suatu hal yang diperhatika. Etika ini menjadi satu landasan bagi sutau perusahaan dalam bertindak dan memberikan suatu keputuasan.
Contoh Kasus Pada PT. Golden Castle :
PT Golden Castle, bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami permasalahan antara perusahaan dengan karyawan. Permasalahan ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antara atasan dengan karyawannya. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan, namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHK besar – besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Contoh lainnya dari permasalahan yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen tampak permasalahan dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan. Saran untuk perusahaan adalah pihak manajemen  perusahaan tersebut mempunyai sikap terbuka terhadap karyawannya sehingga  karyawan tidak salah paham terhadap pihak manajemennya

BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa etika komunikasi adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan dalam melakukan komunikasi, yang mencakup seluruh komponen proses komunikasi. Sedangkan etika komunikasi antar sesama manusia lebih mengacu pada sifat atau pembawaan diri si komunikator dan komunikan. Dan contoh teknik komunikasi adalah suatu arahan yang bagi komunikator dan komunikan tentang bagaimana seharusnya komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik.
Etika komunikasi bisnis adalah serangkaian prinsip dasar atau aturan komunikasi yang dilakukan dalam berbisnis. Etika mencakup tatanan nilai moral dan standar – standar perilaku yang harus dihadapi oleh para pelaku bisnis sewaktu mereka membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu sangat perlu sekali bagi kita mengetahui faktor – faktor penyeb  ab etika bisnis tersebut. Disamping itu dapat pula kita mencari penyelesaian dari penyimpangan – penyimpangan yang disebabkan oleh faktor – faktor tersebut. Yang pada akhirnya etika komunikasi tersebut dapat pejalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

B.  Saran
Untuk melakukan komunikasi yang dalam dunia bisnis diperlukan norma – norma yang dapat membantu dalam melakukan komunikasi yang baik dalam dunia bisnis. Yang pada akhirnya akan sangat membantu terutama dalam pencintaan tempat bisnis yang baru. Dan untuk pihak manajemen perusahaan tersebut seharusnya mempunyai sikap terbuka terhadap karyawan sehingga karyawan tidak salah paham dengan keputusan pihak manajemen, dan karyawan dapat menerima dengan baik keputusan yang telah dibuat oleh perusahaan.

Jumat, 06 Oktober 2017

KOMUNIKASI LISAN DAN NEGOSIASI

KELOMPOK 10
MATERI 11-12
KOMUNIKASI LISAN DAN NEGOSIASI


DISUSUN OLEH :
Dewi Faradillah (12214872)
Novia Uli Gurning (1D214234)
Putri Wahyuni (18214631)
Ayu Raditha (11214886)

Kelas  : 4EA45

MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS#
Dosen : Ibu Tantyo Setyowati



FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2017


KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb.

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

WassalamualaikumWr. Wb.




Bekasi, Oktober  2017
Penulis









DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN    ..................................................................................   i
KATA PENGANTAR ..................................................................................    ii
DAFTAR ISI  .................................................................................................    iii
BAB I  PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang...................................................................................   1   
1.2    Rumusan Masalah...............................................................................   2
1.3    Tujuan Masalah...................................................................................   2
BAB II  PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Komunikasi.......................................................................   3
2.1.1    Pengertian Komunikasi Menurut Para Ahli............................    4
2.1.2    Bentuk Dasar Komunikasi......................................................    5
2.1.3    Proses Komunikasi Bisnis.......................................................    6
2.1.4    Masalah Dalam Proses Komunikasi........................................    6
2.1.5    Membangun Komunikasi Yang Baik.....................................    7
2.2    Komunikasi Lisan Dalam Rapat.........................................................    7
2.3    Komunikasi Lisan Dalam Wawancara................................................    8
2.4    Komunikasi Lisan Dalam Bernegosiasi..............................................    10
BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan.........................................................................................    12
3.2    Saran...................................................................................................    13
REFERENSI  .................................................................................................    14



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication, sedangkan dari bahasa latin adalah comunicatus yang mempunyai arti berbagai atau menjadi milik bersama. Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Ilmu  komunikasi  adalah  ilmu  pengethuan  sosial  yang  bersifat  multidisipliner,  olehnya  itu  tidak  bias menghindari  perspektif  dari  beberapa  ahli  yang  tertarik  pada  kajian  tentang  komunikasi. Komunikasi  secara umum  adalah  suatu  proses  pembentukan, penyampaian,  penerimaan, pengelolaan pesan  yang terjadi dalam diri seseorang dan  atau diantara dua atau lebih  dengan tujuan  tertentu.
Pesan  adalah produk  utama  komunikasi.  Pesan  berupa lambang yang  menjalankan  ide/gagasan,  sikap,  perasaan, praktik atau tindakan. Bisa berbentuk kata tertulis, lisan, gambar-gambar, angka-angka, benda, gerak-gerik atau  tingkah  laku  dan  berbagai  bentuk tanda-tanda lainnya.
Negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan yang ber-beda satu sama lain. Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang mela-kuka negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri.

1.2              Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka pokok permasalahannya dalam makalah ini adalah :
1.        Apakah yang dimaksud dengan Komunikasi ?
2.        Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam Rapat ?
3.        Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam Wawancara ?
4.        Bagaimana cara Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi ?

1.3              Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah yang dilakukan ini adalah :
1.        Untuk mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Komunikasi.
2.        Untuk memahami cara Komunikasi Lisan dalam Rapat.
3.        Untuk memahami cara Komunikasi Lisan dalam Wawancara.
4.        Untuk memahami cara Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan dalam menyampaikan pesan atau ransangan yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih. Dimana satu sama lain memiliki peran dalam membuat peran, mengubah isi dan makna, merespon pesan atau rangsan tersebut. Didalam komunikasi tersebut terdapat komunikator dan komunikan, komunikator ialah suatu kelompok ataupun seseorang yang menyampikan gagasan, perasaan, atau pemikirannya kepada orang lain.sedangkan arti komunikan ialah pihak yang menjadi target atau sasaran dari suatau pesan yang dikiramkan oleh komunikator (Effendy : 2000).
Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang efektif dan tepat sasaran agar terjalin komunikasi yang efektif antara komunikator dan komunikan, berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan :
a.    Komunikasi efektif
Diawali dengan penetapan kode (encoding) atau simbol agar pesan dapat diterima serta dipahami dengan baik oleh komunikan.
Decoding adala suau kemampuan komunikan untuk memahami suatu pesan yang diterimanya. Oleh karena itu, sangat penting memahami komunikan guna menentukan cara penyampaian dan gaya bahasa yang sesuai dengan mereka.
b.    Konteks komunikasi
Ruang, tempat, dan kepada siapa kita melakukan komunikasi termasuk disini level komunikasi baik itu komunikasi pribadi, kelompok, organisasi, maupun massa.
Bahasa Tubuh meliputi postur, posisi tangan dan lengan, kontak mata maupun ekspresi wajah. Bahasa tubuh yang sesuai dapat meningkatkan pemahaman. Gangguan atau hambatan  (emosi). Jika komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan efektif akan berpengaruh negatif. Begitupun komunikan dalam keadaaan kecewa.
Pikiran terbuka. Menghargai pendapat dan pandangan orang lain, menunjukan empati dan dengan berusaha memahami sistuasi atau masalah perspektif orang lain. Jangan terburu menilai atau mengkritik orang lain.
Menjadi pendengar yang baik atau aktif akan membantu kita memahami pemikiran dan perasaan orang lain. Pastikan kita memahami ucapan orang lain dengan melakukan konfirmasi. Maksudnya, kita bisa mengulang apa yang diucapkan orang lain sekaligus klarifikasi.

2.1.1        Pengertian Komunikasi Menurut para ahli
a.         Komunikasi menurut Rogers & D. Lawrence Kincaid merupakan suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi satu dengan yang lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.
b.        Komunikasi menurut Shannon & Weaver merupakan bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh dan memengaruhi satu sama lainnya, baik itu secara disengaja ataupun tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
c.         Komunikasi menurut Bernard Berelson & Gary A. Steiner merupakan transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang disebut dengan komunikasi.
d.        Komunikasi menurut James A.F.Stoner merupakan proses dimana seseorang yang sedang berusaha memberikan pengertian dengan cara pemindahan pesan.



2.1.2        Bentuk Dasar Komunikasi
Pada dasarnya terdapat dua bentuk komunikasi :
a.         Komunikasi verbal
Komunikasi  verbal  merupakan  salah  satu  bentuk komunikasi  yang lazim digunakan  dalam  dunia  bisnis. Untuk menyampaikan pesan bisnis kepada pihak lain secara tertulis maupun lisan. Sifat komunikasi verbal ini adalah memuliki struktur yang teratur dan terorganisasi yang baik, sehingga tujuan penyampaian pesan utamanya pesan bisnis dapat tercapai. Misalnya saja :
§   Membuat dan mengirim surat pengantar barang
§   Membuat dan mengirim surat teguran atau peringatan
§   Membuat surat permintaan barang
§   Surat pemesanan barang
§   Surat penawaran barang
Komunikasi  bisnis  yang  efektif  sangat  bergantung  pada  ketrampilan  sesorang  dalam  mengirim  atau menerima  pesan.  Secara  umum  untuk  menyampaikan  pesan-pesan  bisnis  sesorang dapat menggunakan tulisan maupun lisan, sedangkan untuk menerima pesan bisnis, seseorang dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.
b.        Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang dilakukan manusia bukan dengan menggunakan kata-kata, melainkan dengan menggunakan gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language). Misalkan saja :
§   Menggertakan gigi sebagai tanda sedang marah
§   Mengerutkan dahi sebagai tanda sedang berpikir keras
§   Gambar pria dan wanita yang dipasang dipintu toilet
§   Menganggukan kepala sebagai tanda mengiyakan atau mengerti



2.1.3        Proses Komunikasi Bisnis
Bovee dan Thill dalam buku bussines Comunication Today mengemukakan proses komunikasi terdiri atas :
a.         Pengirim mempunyai suatu idea tau gagasan
b.        Pengirim mengubah ide menjadi gagasan
c.         Pengirim menyampaikan pesan
d.        Penerima menerima pesan
e.         Penerima menafsirkan pesan
f.         Penerima memberikan tanggapan dan mengirim umpan balik

2.1.4        Masalah Dalam Proses Komunikasi
Faktor-faktor penghambat dalam proses komunikasi dapat dikelompokkan dalam empat kelompok :
a.         Masalah dalam mengembangkan pesan
Sumber masalah pentimng dalam mengembangkan pesan adalah dalam memformulasikan pesan, antaranya adalah munculya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau masih asing dalam audance, adanya pertentangan emosional, sulit mengekspresikan idea tau gagasan.
b.        Masalah dalam menyampaikan pesan
Masalah yang paling jelas disini adalah factor fisik. Misalnya saja terdapat sambungan kabel yang kurang baik  pada  sound  sistym,  dll. Atau  biasanya  juga  terjadi  apabila  dua  pesan  yang  disampaikan memiliki pemahaman yang saling berlawanan atau bermakna ganda.
c.         Masalah dalam menerima pesan
Masalah  yang  muncul  dalam  menerima  pesan   antara  lain  adanya persaingan  antara  penglihatan  dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, bising, dll.
d.        Masalah dalam menafsirkan pesan
Perbedaan penafsiran terjadi dilatarbelakangi oleh :
§   Perbedaan latar belakang
§    Perbedaan penafsiran kata
§   Perbedaan reaksi emosional

2.1.5        Membangun Komunikasi Yang Baik
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan antara lain :
a.         Kesamaan persepsi
b.        Ketepatan (sasaran audience/penerima)
c.         Kredibilitas (menyangkut karakteristik penerima pesan)
d.        Pengendalian (ketika ada reaksi dari penerima pesan)
e.         Keharmonisan (hubungan yang baik dengan penerima pesan)
Komunikasi  yang  efektif  dapat  mengatasi  berbagai  permasalahan/ hambatan yang dihadapai  dalam komunikasi. Olehnya itu perlu memperhatikan :
a.         Membuat sustu pesan secara hati-hati
b.        Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi
c.         Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima.

2.2              Komunikasi Lisan dalam Rapat
Dalam sebuah bisnis, pertemuan merupakan hal penting. Karena dengan pertemuan itu kita bisa mendapatkan gagasan, ide, pendapat dan saran yang dapat dijadikan bahan dasar untuk menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Dalam sebuah rapat komunikasi sangatlah berperan penting demi kelancaran mufakat. Berikut kriteria musyawarah untuk mufakat :
a.         Mampu berkomunikasi secara jujur, terbuka dan bertanggung jawab.
b.        Mampu berperan sebagai komunikator yang berpartisipasi aktif namun tidak memonopoli pembicaraan.
c.         Mampu berperan sebagai komunikan yang sangat responsif namun tidak emosional.
d.        Mampu berperan sebagai penyelaras yang sangat bijaksana dan adil namun tidak kehilangan pendirian.
e.         Mampu mengendalikan diri, dan menghindarkan terjadinya debat serta tidak berbicara bertele-tele.

2.3              Komunikasi Lisan dalam Wawancara
Wawancara pada dasarnya adalah obrolan biasa, hanya saja dengan topik tertentu, dan ada pihak yang lebih dominan bertanya (pewawancara) dan pidak lain dominan menjawab, menjelaskan, atau memberi informasi (narasumber). Wawancara sangat penting dalam penelitian kualitatif, karena wawancara merupakan sarana atau teknik pengumpulan data/informasi. Setiap pengumpulan data kualitatif hampir selalu membutuhkan wawancara dengan sumber informasi, misalnya saksi mata, pelaku, pengamat, korban dan sebagainya. Wawancara adalah salah satu teknik meliput, selain terjun langsung kelapangan atau tempat kejadian peristiwa dan studi literatur atau studi kepustakaan.
a.         Etika dalam wawancara di antaranya adalah :
1)        Sebutkan / perkenalkan identitas diri.
2)        Jelaskan tujuan wawancara.
3)        Datang tepat waktu, konfirmasi bila terlambat.
4)        Menghormati permintaan responden, buat secara tertulis.

b.        Sikap dalam wawancara yang perlu diperhatikan :
1)        Fokus pada lawan bicara.
2)        Fokus pada pembicaraan.
3)        Tidak boleh memotong pembicaraan.
4)        Gunakan volume suara yang baik (berbicara tidak terlalu keras).
5)        Sabar.
6)        Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
7)        Jangan menyakiti hati responden.
8)        Hindari kata-kata kasar (kotor).
9)        Bersikap ramah.
10)    Hindari sikap rakus.
11)    Hindari tatapan yang menyelidik/melotot/clingak-clinguk.
12)    Ucapkan terima kasih.

c.         Tujuan Wawancara
1)        Mendapatkan informasi langsung dari responden yang mengerjakan, menyaksikan, memahami atau mengetahui tentang sesuatu.
2)        Mengetahui atau mendapatkan keyakinan tentang kepastian kebenaran sumber informasi, dengan mengamati gerak tubuh atau suara responden.
3)        Mendapatkan suasana tentang suatu kondisi melalui wawancara langsung dilapangan.

d.        Teknik Wawancara
1)        Wawancara Tebuka, menggunakan pertanyaan-pertanyaan tradisional, seperti “mengapa anda ingin melakukan hal itu”, dan apa kelebihan dan kekurangan anda”.
2)        Wawancara tertutup, menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang telah dirancang sedemikian rupa untuk mendapatkan data dan informasi tertentu.
3)        Wawancara behavioral, dimaksudkan untuk mengetahui respon responden terhadap suatu kondisi atau situasi tertentu sehingga pewawancara dapat melihat bagaimana responden memandang suatu tantangan / permasalahan dan menentukan solusinya.

2.4              Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi
Negosiasi diartikan sebagai proses yang melibatkan upaya seseorang untuk merubah atau tidak merubah sikap dan perilaku orang lain. Sedangkan pengertian yang lebih rinci menunjukkan bahwa negosiasi merupakan proses untuk mencapai kesepakatan yang menyangkut kepentingan timbal balik dari pihak-pihak dengan sikap, sudut pandang, dan kepentingan-kepentingan yang berbeda satu sama lain. 
Negosiasi, baik yang dilakukan oleh seorang pribadi dengan pribadi lainnya, maupun negosiasi antara kelompok dengan kelompok (atau antar pemerintah), senantiasa melibatkan pihak-pihak yang memiliki latar belakang berbeda dalam hal wawasan, cara berpikir, corak perasaan, sikap dan pola perilaku, serta kepentingan dan nilai-nilai yang dianut.
Pada hakikatnya negosiasi perlu dilihat dari konteks antar budaya dari pihak yang melakukan negosiasi, dalam artian perlu komunikasi lisan, kesedian untuk memahami latar belakng, pola pemi-kiran, dan karakteristik masing-masing, serta kemudian berusaha untuk saling menyesuaikan diri. 
Agar dalam berkomunikasi lebih efektif dan mengena sasaran dalam negosiasi bisnis harus dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap yakni :
a.         Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
b.        Planning/rencana, sebelum bernegosiasi susunlah dalam garis besar pesan yang hendak disampaikan.
c.         Penyampaian, lakukan negosiasi pesan dalam bahasa lawan(si penerima). Usahakan Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata.dan juga  hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
d.        Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh pihak lawan. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara.
e.         Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan bernegosiasi sudah tercapai.
Meskipun pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, bukan berarti pula hasil yang diharapkan akan diperoleh sesuai dengan yang direncanakan . Yang sering terjadi justru perbedaan pandangan antara pemberi dan penerima pesan. Sehingga diperlukan pembicaraan lebih lanjut.
Kalau terjadi adu pendapat antara negosiator dengan pihak lawan maka gunakan strategi menang-menang (win-win solution). yang  Artinya ada sebagian keinginan kita yang dikorbankan dengan mengharapkan pihak lawan juga akan mengorbankan hal yang sama, sehingga kesepakatan di antara kedua belah pihak dapat tercapai.



BAB III
PENUTUP

3.1              Kesimpulan
a.         Komunikasi adalah upaya yang bertujuan untuk mencari kebersamaan. Jika dua orang berkomunikasi maka pemahaman  yang  sama terhadap pesan  yang  saling  dipertukarkan  adalah  tujuan  yang  diinginkan oleh keduanya.
b.        Komunikasi  tersebut  adalah  suatu  proses  mengenai  pembentukan, penyampaian,  penerimaan,  dan pengolahan  pesan.  Setiap  pelaku komunikasi  dengan  demikian  akan  melakukan  empat  tindakan yaitu  :  membentuk, menyampaikan, menerima dan mengolah pesan. Ke-empat tindakan tersebut lazimnya terjadi secara berurutan.
c.         Proses komunikasi meliputi :
1)        Pengirim mempunyai suatu idea tau gagasan
2)        Pengirim mengubah ide menjadi gagasan
3)        Pengirim menyampaikan pesan
4)        Penerima menerima pesan
5)        Penerima menafsirkan pesan
6)        Penerima memberikan tanggapan dan mengirim umpan balik
d.        Negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak yang melakukan komunikasi mempunyai hak atas hasil akhir. (oliver).
e.         Tujuan negosiasi adalah antara lain :
1)        Untuk menemukan suatu kesepakatan kedua belah pihak.
2)        Untuk memenuhi harapan/keinginan kedua belah piha
3)        Untuk mendapatkan sebuah keuntungan atau menghidari kerugian, atau memecahkan problem lain




3.2              Saran
Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut. Ilmu  komunikasi  adalah ilmu  pengethuan  sosial  yang  bersifat  multidisipliner,  olehnya  itu  tidak bias menghindari  perspektif  dari  beberapa  ahli  yang  tertarik  pada  kajian tentang  komunikasi. Komunikasi  secara umum  adalah  suatu  proses pembentukan, penyampaian,  penerimaan, pengelolaan pesan  yang terjadi dalam diri seseorang dan  atau diantara dua atau lebih  dengan tujuan tertentu.























REFERENSI